Senin, 10 Agustus 2009 |

Catur


Selain bermain gitar, aku kerap menghabiskan waktu di rumah dengan bermain catur. Menurutku, bermain catur itu asyik sekaligus. Asyik tatkala sudah menemukan taktik-taktik yang sangat jitu untuk mengalahkan lawan. Namun, pikiran jadi tegang apabila sudah berada dalam detik-detik kekalahan. Dalam suasana tegang seperti ini, pemain harus bisa bertahan dengan mengandalkan perwira-perwira seadanya.

Seluruh pikiran dicurahkan demi mencegah terjadinya “skak mat”, bahkan tidak jarang dari saking seriusnya berpikir, tangan terasa hangat (madura: kacep) dan kebelet pipis. Bermain catur memang dituntut untuk benar-benar menggunakan kemampuan berpikir. Tidak seperti permainan lain seperti domino yang spekulatif. Kalah-menang dalam catur murni ditentukan oleh kecerdikan taktik dari pemain.

Keseharianku diisi dengan main catur bersama teman-teman. Sebagai pemula, aku selalu dikalahkan. Tapi itu tidak membuatku enggan untuk terus bermain. Dari saking seringnya bermain, aku menemukan beberapa taktik jitu, baik dalam hal penyerangan maupun pertahanan. Hingga tiba saatnya aku menuai kemenangan dari banyak kekalahan-kekalahan sebelumnya.

Satu-satunya buku yang ku punya tentang catur berjudul TAKTIK-TAKTIK JITU BERMAIN CATUR BABAK TENGAH karya MR. SUWAJI yang dihadiahi Om Kie. Di dalamnya terdapat banyak sekali taktik, nasehat serta pesan-pesan mutiara inspiratif dari para grandmaster.

Kendalaku dalam bermain catur adalah sulitnya mencari lawan. Kalau ingin bermain catur, aku harus main ke rumah teman, meski terkadang temanku yang main ke rumah. Kadang, aku mengajak Bak Ita, tapi dia selalu gak mau. Alasannya “capek!!!”

Catur memang telah menjadi permainan internasional klasifikasi olahraga. Tidak tahu persis mengapa dianggap olahraga, tersebab tidak berhubungan dengan olah fisik. Mungkin yang dimaksud adalah olahraga otak.


Instagram