Kamis, 02 Juni 2011 |

S-2 Alternative

Bagi sebagian orang, gelar-gelar ketercapaian pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi sangatlah berharga. Susunan huruf di belakang atau di depan nama seakan menambah derajat akademis yang sebenarnya. ”Sudah semester berapa?” | ”Saya sudah wisuda. Baru tamat S-1”. Semua orang tamatan S-1 di belakang namanya pasti ada gelar akademik yang menunjukkan gelar kesarjanaannya. Entah S. Pd. S. Pd. I. dan 'S' lainnya. Walaupun ketika mereka ditanya secara lisan tentang nama, tak mungkin ia menyebutkan gelarnya itu.

Ada seorang teman yang semenjak lahir udah bergelar S. Pd. Lebih tepatnya sejak ortunya memberikan nama; Mulki S.Pd. Tak usah capek-capek sekolah belasan tahun, elar sarjana pendidikan telah terpampang jelas secara alami di belakang namanya. Dia patutnya beterima kasih pada sang pemberi gelar yang boleh jadi lebih berarti dari pada gelar akademik yang diberikan oleh LPFI (Lembaga Penegak Formalitas Indonesia).

Sebagian lain menganggap gelar akademik tersebut tak begitu berarti. Menurut mereka, terkadang titel itu tidak sepadan dengan tingkat kedewasaannya dan si sarjana muda tak dapat menjadi teladan dalam kehidupan, baik secara moral dan keilmuannya. Bila demikian, apalah arti S-1, S-2...? Lebih baik menempuh S-2 alternatif saja.

Saya pernah mendapat undangan makan sate kelinci di rumah tetangga. Sambil makan, banyak hal yang kami perbincangkan. Tentu saja pendidikan menjadi tema tak terlupa. Tetanggaku menuturkan, saat ini ada orang yang bisa S-2 hanya dalam waktu beberapa bulan bahkan kurang dari sebulan. Dengan bangganya ia berkata ”S-2”. Awalnya saya mengira S-2 yang dimaksud seperti lazimnya sarjana instan yang dapat diperoleh dengan menyogok pihak tertentu. Dalam waktu singkat, ijazah dari perguruan tinggi sesuai pesanan sudah di depan mata.

Mantan KepSekku, H. A. Munir Manaf --rahimahullah-- juga pernah berkata bahwa dirinya sudah menamatkan S-2. Padahal jika dilihat di papan pengumuman, papan struktur dewan guru di kantor, dan surat ijin siswa tidak masuk, tak ada gelar akademik satupun di namanya. Saya yakin beliau takkan menyembunyikannya ketika menyebutkan namanya secara tertulis. Setelah aku tahu dari beliau dan tetanggaku, ternyata S-2 yang dimaksud adalah SAFIINA-SULLAM.



Instagram