Sabtu, 24 April 2010 |

Gaya Rambut 2012

Salah satu iklan Shampoo di Televisi mempromosikan produknya dengan memberikan rayuan manis pada penonton bahwa rambut berkilau adalah aset yang dimiliki pria atau wanita. Orang yang tak berkilau rambutnya bukan berarti ia telah kehilangan kekayaannya, namun orang yang betul-betul kehilangan --berdasarkan slogan di atas-- adalah orang yang di kepalanya memang tak ada rambut sama sekali. Kehilangan kekayaan merupakan musibah yang menyedihkan. Apa juga demikian halnya dengan perasaan orang yang tidak berambut? Foto di samping adalah pilihan gaya rambutku yang ku klaim sebagai tren gaya rambut tahun 2012. Adanya kemungkinan apakah hair style ini benar-benar akan dominan pada tahun 2012 tentu merupakan tanda tanya tersendiri.

Sebagian kawan menganggap gaya rambut ini jadul dan seperti orang tua yang lebih enak dipandang ketika rambutnya dipangkas habis. Sebagian lain juga menyarankanku agar memberi tanda tujuh titik di kepala supaya lebih mirip bitsu. Diantara mereka juga ada yang heran akan alasanku memilih cukuran seperti ini. Parahnya lagi ada pula yang menyanyikan lagu Gundul-gundul Pacul setiap berpapasan. Sementara itu, temanku Suhil menyangka kegundulan ini akibat kena hukuman di pondok. Nyatanya dia belum tahu kalau aku sudah berhenti nyantri. Kepala gundulku juga jadi bahan rabaan teman-teman. Yang bikin lebih gregetan, Kepala Sekolahku --Pak Ji Munir-- juga ikut-ikutan. Terasa menusuk dan geli di telapak tangan ketika aku meraba-rabanya sendiri. Namun ada juga yang menilainya kelihatan semakin keren, karena menurut mereka tidak setiap orang tambah keren bila bergundul tersebab letak keindahannya terdapat pada bentuk kepala yang akan terlihat secara keseluruhan. Ada yang bentuknya tidak begitu bulat sehingga kelihatan agak miring sebelah, dimana orang Madura menyebutnya sempleng.

Konon saat aku kecil dulu kepalaku agak sempleng juga. Memlihat hal itu, Ummi' berupaya untuk meratakan permukaan kepalaku itu. Ummi' tahu bahwa tulang manusia pada usia bayi sangat lunak, dan bisa saja berubah bentuk dengan adanya tekanan-tekanan. Alhamdulillah, berkat Ummi' kepalaku sekarang seperti orang normal biasanya. Cara yang dipilih Ummi' waktu itu adalah dengan menekankan bagian kepalaku yang sempleng kepada alas yang lembut berupa tumpukan kain sarung. Ummi' tak repot menekannya langsung dengan tangannya sendiri, akan tetapi dia mengambil kesempatan kala aku tidur dengan cara membalikkan seluruh tubuhku ke arah samping sehingga secara otomatis kepalaku juga ikut tertekan pada alas yang telah disediakan.

Kehilangan rambut memang membuat sebagian orang kepikiran dan tidak rela. Mereka menganggap rambut sesuatu yang sangat bernilai, terlebih wanita yang menyamakannya dengan mahkota. Alasanku memilih gaya seperti ini karena diawali dengan perasaan tidak nyaman berambut panjang. Tiap lagi gerah, keringat di kepala membasahi rambut panjangku sehingga nampak seperti orang tak keramas seminggu. Di samping juga sebagai upaya pengiritan ekonomis tersebab pertumbuhan rambutku amat subur. Dengan digundul, akan ada masa senggang yang cukup lama untuk kembali potong.

Dari awal aku sudah menduga bahwa tindakanku ini pasti menimbulkan kesan baru di benak orang lain. Elton yang semulanya tidak pernah gundul, sekarang kepalanya malah dibotakin. Terbukti ketika aku pulang ke rumah dengan model rambut 2012 ini, tak seorangpun yang tidak menanggapi. Semuanya bertanya perihal motif kegundulan ini. Demikian juga dengan teman-teman sekolah dan seorang guruku, Pak Subli.

Pemilihan 2012 bertujuan untuk menunjukkan pandanganku perihal prediksi dari para peramal bahwa di tahun tersebut bakalan ada kiamat yang sampai memusnahkan sekian banyak persen penduduk bumi. Dibuatlah film '2012 The End of the World' untuk lebih mendukung hipotesis ini. Dikisahkan, hanya sedikit saja manusia yang selamat.

Andaikan ramalan ini benar, setiap individu yang masih hidup pada tahun itu akan diliputi rasa khawatir dan cemas. Tak satupun dari mereka masih terlena akan indahnya dunia terlebih memikirkan gaya rambut. Sebab sebentar lagi bumi tempat mereka berpijak sudah saatnya menunjukkan takdirnya; fana. Sebaliknya, jika prakiraan itu keliru, maka orang-orang akan tetap eksis mengikuti arus perkembangan zaman, seperti diriku yang masih bisa memikirkan gaya rambut di tahun itu walau detik ini masih 2010.



Instagram