Jumat, 16 April 2010 |

21 Days Holiday

"Libur telah tiba, libur telah tiba, hatiku bergembira." Sebuah lagu euforia para siswa menjelang hari libur. Liburan adalah masa untuk melepas rasa jenuh dan menyegarkan jiwa pikiran yang sebelumnya penat dengan aktivitas sekolah. Beragam aktivitas liburan bisa dilakukan, mulai dari tidur pagi hingga mengunjungi tempat-tempat wisata. Tensi euforia siswa juga dipengaruhi oleh durasi hari libur. Kali ini liburanku berlangsung selama 21 hari. Sekolahku diliburkan karena adanya pelaksanaan UAN, UAS dan ujian praktek kelas XII. Kegiatan Belajar Mengajar untuk kelas X dan XI dinonaktifkan. Masa liburan sekolahku (MA 2 Annuqayah) terhitung paling lama ketimbang sekolah-sekolah lain khususnya lingkup Annuqayah. Umumnya untuk UAS dan ujian praktek sekolah tak diliburkan. Inilah MA 2, sekolah favorit sepanjang masa, memberikan pelayanan yang sungguh memuaskan siswa.

Aku bertekad untuk memanfaatkan betul momen panjang ini. Menyusun agenda kegiatan selama liburan sudah seharusnya dilakukan. Disamping menyertakan aktivitas baru, juga lebih mengintensifkan kegiatan-kegiatan yang sudah rutin dilakukan seperti olahraga pagi-sore. Tak lupa porsi bacaan dinaikkan pula. Kebetulan sebelum liburan sempat meminjam 2 buku ke guru TI ku, Pak Afnan. Targetnya 1 buku tamat dalam kurun waktu seminggu. Dengan begitu, dalam waktu ½ bulan 2 buku itu telah terbaca semua.

Alhamdulilah aku bisa konsisten menjalani agenda-agenda yang telah ku susun. Rasa jenuh gara-gara tak banyak teman seperti di sekolah bisa diusir dengan SMSan, nonton TV, jalan-jalan atau main game PC di tetangga sebelah. Sebenarnya aku ingin juga berkunjung ke teman-teman yang rumahnya jauh. Sayangnya tak ada kendaraan pribadi yang bisa dibawa keliling kecamatan. Selama liburan ini jadi pingitan, tak keluyuran ke mana-mana. Paling jauh aku bermain ke rumah Mahrus. Dan seorang yang bermain ke rumah selama liburan ini hanyalah sahabat karibku, Roman. Itupun cuma sebentar. 

Pagi itu aku sedang istirahat habis olahraga. Sendirian di rumah, yang lain pada hadir ke walimah pernikahan Halimah. Tiba-tiba HP Siemens nat-ne-not yang sengaja tak dibawa oleh Bapak berdering menandakan ada pesan masuk. Ternyata SMS itu dari Bapak; “Om Kie mendadak pingsan, suasana gawat!!!” Dugaanku kepingsanannya cuma disebabkan pusing atau lagi tak enak badan. Kabarnya beliau pingsan disaat mengisi sambutan sebagai KaDes di walimahan itu. Orang-orang langsung membawanya ke Rumah Sakit dengan terpaksa memakai mobil Kyai penghulu.

Semuanya diliputi rasa panik dan khawatir, terlebih anak-anak Om Kie yang juga hendak pergi ke RSUD Ganding untuk melihat kondisi sang Ayah. Ku segera berangkat menyusul. Tiba di depan RS, terdengar suara isak tangis dari kerabat-kerabatku. Suasana duka menyelimuti kami sekeluarga. Tanpa ada gejala apapun sebelumnya, Om Kie meninggal dunia. Setiap wajah menunjukkan rasa tidak ingin berpisah dengan sang Klebun (KaDes). Kak Mamank jatuh lunglai melihat sang Ayah kaku tidak bergerak dan memejamkan mata untuk selamanya. Sedangkan anak bungsunya Dian menangis tersedu menghadapi keyatiman pada dirinya.

Mobil Kak Holis yang dinanti tak kunjung datang juga. Tanpa kendali, Bi’ Yai (istri Om Kie) mengoceh tak karuan. Vonisnya mobil Kak Holis pergi ke Pakong dari saking lamanya. Dari arah barat, terlihat mobil pick up Kak Holis berjalan menuju halaman RS. Dengan segera jenazah dibawah ke atas mobil. Berangkatlah pulang menuju Pananggungan.

Setibanya di kediaman Om Kie --rahimahullah--, banyak orang telah menanti untuk melihat langsung jenazah. Susana benar-benar diliputi kenestapaan. Tidak hanya pihak keluarga yang merasakan, tapi juga semua masyarakat Pananggungan ikut berduka atas wafatnya seorang Klebun yang telah berhasil menjadi suri teladan bagi warga. Semoga segala amal baik Om Kie diterima di sisi-Nya serta diampuni dosa-dosanya.

Sesudah Om Kie, tak lama kemudian ada lagi salah seorang keluargaku yang meninggal dunia. Dialah Juk Ani. Beliau meninggal di usia yang sudah tua, sekitar 80-an. Tak banyak memori tentangnya selain sebatas informasi dari Ummi' tentang ikut andilnya beliau dalam mengasuhku dulu. Allahummarhamha wa'afiha wa'fu anha.

Liburan 21 ini gado-gado. Dalam asyiknya berlibur, terselip musibah yang menimpa. Dua orang kerabatku dipanggil oleh-Nya; Om Kie dan Juk Ani. Tak berhenti berharap, semoga ada hikmah dibalik semuanya.



Instagram